Senin, 14 Februari 2011

Psikologi lingkungan

A. Latar Belakang
Field Theory (teori medan) merupakan yang pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin, dimana merupakan salah satu langkah awal dari teori yang mempertimbangkan interaksi antara lingkungan dengan manusia. Sebelumnya kita kenal istilah psikologi lingkungan

B. Definisi
Membahas perihal teori-teori yang dikemukakan para ahli psikologi lingkungan, maka yang terlibat adalah teori-teori, baik di dalam maupun di luar disiplin psikologi. Beberapa teori tersebut amat luas jangkauannya dan beberapa lagi yang lain lebih terfokus, beberapa amat lemah dalam data empiris dan beberapa yang lain amat kuat. Dalam kaitan antara lingkungan dengan perilaku manusia, maka kita dapat menyebut sejumlah teori dimana dalam perspektif ini, yang terlibat di dalamnya antara lain adalah geografi, biologi ekologi, behaviorisme, dan psikologi Gestalt (Veitch & Arkkelin, 1995).

Geografi. Beberapa ahli sejarah dan geografi telah mencoba menerangkan jatuh-bangunnya peradaban yang disebabkan oleh karakteristik lingkungan. Sebagai contoh, Toynbee (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) mengembangkan teori bahwa lingkungan (atau secara lebih spesifik topografi, iklim, vegetasi, ketersediaan air, dan sebagainya) adalah tantangan bagi penduduk yang tinggal di lingkungan tersebut. Tantangan lingkungan yang ekstrim akan merusak peradaban, sementara tantangan yang terlalu kecil akan mengakibatkan stagnasi
kebudayaan. Lebih lanjut Toynbee mengusulkan bahwa tantangan lingkungan pada tingkat menengah juga dapat mempengaruhi perkembangan peradaban. Pada tingkat yang makin berkurang atau sebaliknya makin berlebihan hasilnya justru akan memperlemah pengaruhnya.

Gagasan mengenai tantangan lingkungan dan respon-respon perilakunya meski didasari oleh
para penganut geographical determinism, ternyata seringkali merupakan bentuk-bentuk atau
variasi-variasi teori yang diterapkan dalam psikologi lingkungan. Sebagai contoh Barry, Child dan Bacon (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) mengusulkan bahwa kebudayaan masyarakat pertanian (yang tidak nomaden) ternyata menekankan pola asuh pada generasinya berupa: tanggungjawab, ketaatan, dan kepatuhan. Sebaliknya pada kebudayaan nomaden pola asuh yang ditekankan adalah pada kemandirian dan akal.

Behaviorisme. Pengaruh penting lain yang merupakan pemikiran yang datang dari cabang disiplin psikologi sendiri adalah behaviorisme. Pemikiran kalangan behavioris muncul sebagai reaksi atas kegagalan teori-teori kepribadian untuk menerangkan perilaku manusia.
Pada saat ini secara umum dapat diterima bahwa dua hal penting yang menjadi pertimbangan adalah konteks lingkungan dimana suatu perilaku muncul dan variabel-variabel personal (seperti kepribadian atau sikap). Dengan mempertimbangkan kedua hal ini maka akan lebih dapatdiramalkan suatu fenomena manusiadan lingkungannya daripadajika dibuat pengukuran
sendiri-sendiri.

Dari pandangan Gestalt, suatu perilaku didasarkan pada proses kognitif, yang bukan dipengaruhi oleh proses stimulus tetapi dari persepsi terhadap stimulus tersebut. Pengaruh Gestalt pada psikologi lingkungan dapat
dilihat antara lain pada kognisi lingkungan, misalnya untuk menjelaskan persepsi, berpikir, dan pemrosesan informasi lingkungan.

Dari beberapa perspektif di atas, Veitch & Arkkelin (1995) menekanlan adanya dua hal yang perlu diketahui. Pertama, sebagaimanayang sudah disebutkan di atas bahwa pendekatan yang dipakai pada perspektf-perspektif di atas ada yang amat lebar dalam cakupan dan ada pula yang lemah dalam data empiris
Kedua, tidak ada grand theory dalam psikologi lingkungan, karena tidak ada pendekatan atau perspektif tunggal yang dapat menerangkan hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungannya secara memuaskan.

Hal ini paling tidak disebabkan oleh empat hal:
(a) Tidak ada data yang cukup tersedia dalam kaitan hubungan manusia dengan lingkungannya, sehingga dapat dipercaya untuk menyatukan teori
(b) Hubungan-hubungan yang dikaji para peneliti amaat sangat beragam
(c) Metode yang digunakan tidak konsisten
(d) Cara pengukuran variabel tidak selalu kompatibel dari suatu seting penelitian ke penelitian berikutnya.












C. Lingkup Psikologi Lingkungan


Ruang lingkup psikologi lingkungan lebih membahas rancangan, organisasi dan pemaknaan, serta lingkup lain yang bervariasi. (Proshansky, 1974)

Sosiologi yang muncul pada tahun 1970 merupakan cabang yang amat dekat dengan psikologi lingkungan. Jenis-jenis lingkungan di dalam psikologi lingkungan (Sarwono, 1992) adalah:

1. Lingkungan alamiah (lautan, hutan)
2. Lingkungan buatan/binaan ( jalan raya, perumahan)
3. Lingkungan social
4. Lingkungan yang dimodifikasi

D. Ambient Condition dan Architectural Features
Dalam hubungannya dengan lingkungan fisik Wrighstman dan Deaux 1981 membedakan dua bentuk kualitas lingkungan:

1. Ambient Condition: Kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu seperti sound, cahaya, warna, dan temperature.

2. Architectural Features: Yang bersifat permanent, misalnya dalam suatu ruangan yang termasuk didalamnya antara lain konfigurasi dinding, lantai atap serta pengaturan perabot dan dekorasi.dsb.



sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/...psikologi_lingkungan/bab1-pendahuluan.pdf
http://elearning.faqih.net/2009/12/pendekatan-teori-dan-metode-penelitian.html