Individu dalam kehidupannya berinteraksi dengan lingkungan dan tergantung pada lingkungan. Individu banyak mengambil manfaat dari lingkungan. Namun, lingkungan juga bisa menimbulkan stress tersendiri bagi individu. Stress yang dialami individu yang disebabkan oleh lingkungan disebut stress lingkungan. Salah satu pendekatan untuk mempelajari psikologi lingkungan adalah stress lingkungan.
Paul A. Bell menjelaskan bahwa setelah individu mempersepsikan rangsangan dari lingkungannya, akan terjadi dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama, rangsangan itu dipersepsikan berada dalam batas ambang toleransi individu yang bersangkutan yang menyebabkan individu berada dalam keadaan homeostasis. Kemungkinan kedua, rangsangan itu dipersepsikan di luar ambang toleransi yang menimbulkan stress pada individu.
Stress adalah beban mental yang oleh individu yang bersangkutan akan dikurangi atau dihilangkan. Untuk mengurangi atau menghilangkan stress, individu melakukan tingkah laku penyesuaian (coping behavior). Jika berhasil, individu akan kembali pada keadaan homeostasis, tetapi jika tidak berhasil, maka individu akan kembali pada keadaan stress lagi, bahkan kemungkinan stress itu akan bertambah besar. Jika individu merasa tidak berdaya atau tidak tahu lagi harus berbuat apa dalam menghadapi stress, akan timbul reaksi panik berkepanjangan yang bisa menjurus pada timbulnya gejala psikoneurosis (gangguan jiwa). Ada empat contoh penting dari stress lingkungan yaitu bencana alam, bencana teknologi, bising, dan commuting to work (pulang pergi untuk kerja).
Stress merupakan konsep umum pada saat sekarang. Stress digunakan untuk menjelaskan suasana hati yang buruk atau tingkah laku yang luar biasa, dan perkembangan dari teknik manajemen stress seperti meditasi, relaksasi dan sistem biofeedback. Teori-teori mengenai stress memperkenankan kita untuk menggambarkan hubungan diantara sejumlah situasi-situasi yang berbeda. Menurut sejarah, studi dalam psikologi lingkungan berorientasi pada masalah. Selama tahun 1970an, studi dimulai untuk mendemonstrasikan beberapa efek yang sama dari bencana alam dan teknologi, kebisingan, dan commuting. Akan tetapi, fenomena tersebut tidak berarti memiliki kesamaan dalam segala hal.
Stress lingkungan penting untuk dipelajari agar individu tahu dan bisa mengatasinya jika stress lingkungan timbul dalam kehidupannya sehingga individu tersebut bisa memberikan respon atau tingkah laku penyesuaian agar bisa kembali ke keadaan homeostasis. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai stress lingkungan, sumber stress, aspek dari stress dan bagaimana dampaknya, serta penanggulangannya.
SUMBER : Tahrir, Hizbut. 2008. Depresi Sosial : Gejala dan Akar Penyebabnya. Diakses pada : Minggu, 12 Oktober 2008.
Sarwono, Sarlito W. 1995. Psikologi Lingkungan. Yogyakarta: PT Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar