ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) merupakan gangguan pada perkembangan anak berupa kurangnya konsentrasi dan ditandai oleh perilaku yang agresif dan tidak bisa diam. Penderita ADHD biasanya didiagnosa pada waktu sebelum masuk sekolah atau pada awal masuk sekolah.
Dewasa ini, anak ADHD semakin banyak. Sekarang prevalensi anak ADHD di Indonesia meningkat menjadi sekitar 5% yang berarti 1 dari 20 anak menderita ADHD. Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik ataupun pengaruh lingkungan yang lain, seperti pengaruh alkohol pada kehamilan, kekurangan omega 3, alergi terhadap suatu makanan, dll.
Pada anak ADHD terjadi gangguan yang mempengaruhi beberapa bagian dari otak, yaitu:
• Lobus Frontal
Bagian lobus frontal membantu kita untuk memfokuskan konsentrasi, membuat keputusan yang baik, mempersiapkan rencana, belajar dan mengingat apa yang telah dipelajari, dan menyesuaikan diri dengan situasi.
• Mekanisme inhibitor dari cortex
Mekanisme ini berfungsi untuk mencegah kita berperilaku hiperaktif dan bertindak semaunya serta mengendalikan emosi.
• Sistem limbik
Merupakan dasar dari emosi. Sistem limbik yang normal akan menghasilkan emosi yang normal, tingkat energi yang normal, waktu tidur yang normal dan kemampuan untuk mengatasi stress yang normal. Gangguan pada sistem limbik akan berpengaruh terhadap keadaan-keadaan tersebut.
• Sistem aktivasi retikular
Sistem ini berfungsi untuk menerima dan menyaring data yang masuk dari semua pancaindera dan bagian otak lainnya.
Gangguan yang ada pada bagian-bagian otak tersebut akhirnya turut mengganggu fungsi, kualitas, dan kemampuan bagian otak itu sendiri.
Permasalahan yang ada sekarang adalah bagaimana menangani anak ADHD ini?
Walaupun sekarang telah terdapat obat yang digunakan dalam terapi anak ADHD untuk menangani gejala-gejala dalam gangguan ini, namun penggunaan untuk jangka panjang masih belum diketahui kerugian maupun efektivitasnya.
Sekarang nutrisi bagi anak ADHD juga turut diperhatikan sebagai salah satu bentuk terapi yang digunakan untuk menangani kondisi anak dengan ADHD.
sumber : artikel psikologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar