“Their number is small and thus must be easy to map out on the number of children with special needs,” the minister said at Klampis Ngasem Inclusive Elementary School in the East Java capital on Monday. "Jumlah mereka yang kecil dan dengan demikian harus mudah untuk memetakan pada jumlah anak-anak dengan kebutuhan khusus," kata menteri di Klampis Ngasem Inklusif SD di ibukota Jawa Timur pada hari Senin.
Nuh also said the school fees for children with special needs were too high because many teachers at special schools were contracted and thus paid directly by parents. Nuh juga mengatakan biaya sekolah bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus terlalu tinggi karena banyak guru-guru di sekolah khusus dikontrak dan dengan demikian dibayarkan langsung oleh orang tua.
He said the government was considering giving more school operational assistance funds (BOS) to such schools. Dia mengatakan, pemerintah sedang mempertimbangkan memberi lebih banyak dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk sekolah tersebut.
“You see it yourself that schools accepting children with special needs require more teachers,” Nuh said. "Anda lihat sendiri bahwa sekolah menerima anak-anak dengan kebutuhan khusus membutuhkan lebih banyak guru," kata M. Nuh.
“Sometimes they need one teacher for three students, or sometimes one teacher for one student. "Kadang-kadang mereka membutuhkan seorang guru untuk tiga siswa, guru atau kadang-kadang satu untuk satu siswa. This means those schools need more teachers and thus need more financial assistance.” Ini berarti sekolah-sekolah memerlukan lebih banyak guru dan dengan demikian membutuhkan lebih banyak bantuan keuangan. "
Although he did not say how much aid would be provided, he did promise that teachers would be integrated into the government system. Meskipun ia tidak mengatakan berapa banyak bantuan akan diberikan, ia berjanji bahwa guru akan diintegrasikan ke dalam sistem pemerintahan.
by : tejo amir .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar