Senin, 10 Mei 2010

Membangun Kemampuan Berbicara Pada Anak Berkebutuhan Khusus

(AUTISTIC/ADHD/SPEECH DELEY)

A. Pendahuluan

Sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna penciptaannya, manusia dibekali beberapa aspek kehidupan yang berbeda dengan makhluk lain. Aspek kehidupan ini menjadi satu-kesatuan yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Maka apabila terganggu perkembangan salah satu aspek maka akan menggangu perkembangan aspek lainnya secara sinergi. Aspek-aspek itu antara lain adalah aspek fisik, kognitif, komunikasi/berbicara, sosialisasi, emosi dan spiritual. Semua aspek kehidupan ini tumbuh dan berkembang secara alami menuju pada kematangannya, dimulai dari kondisi yang simpel sampai kepada keadaan yang kompleks.

B. Kemampuan berbicara atau berkomunikasi

Pada dasarnya kemampuan berbicara pada semua anak tubuh dan berkembang secara alami. Perkembangan kemampuan berbicara ini akan berkembang dengan optimal sejalan dengan perkembangan dan kematangan otak anak. Stimulasi dari lingkungan disekitarnya juga sangat membantu kemampuan bicaran anak, sehingga anak akan lebih cepat belajar berbicara. Tapi dasar utama perkembangan kemampuan berbicara pada anak adalah kemampuan atensi dan keinginan untuk berkomunikasi dengan lingkungan.

Anak dengan gangguan penglihatan sekalipun (tunagrahita) mampu mengembangkan kemampuan berbicara padahal mereka tidak melihat bagaimana manusia lain berbicara. Mereka hanya mendengar kata-kata, berusaha membangun atensi dalam kegelapan, berkeinginan untuk memahami dan belajar memproduksi bunyi nonsenword, sampai ada koreksi-koreksi dari lingkungannya yang membuat mereka belajar dari kesalahan. Sampai kemudian lambat laun mereka mampu berbicara dengan melakukan proses pertukaran komunikasi yang bermakna dengan orang yang ada didekatnya.

C. Mengapa anak Autistic/ADHD/Speech Deley terlambat berbicara ?

Salah satu penyebab mengapa pada beberapa anak dengan gangguan perkembangan mengalami keterlambatan berbicara adalah karena adanya gangguan neurobiologis pada susunan saraf pusatnya. Sehingga pertumbuhan sel-sel otak di beberapa tempat tidak tubuh sempurna. Gangguan pada susunan saraf pusat ini kemudian dapat menyebabkan anak kehilangan atensi terhadap lingkungan, sensitifitas pada panca indranya, kesulitan mengkoordinasikan motorik kasar di mulut untuk mengunyah, menelan dan memproduksi kata dan gangguan perilaku (hiperaktifitas/hipoaktifitas, perilaku stereotipe dan impulsifitas).

D. Langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu mengatasi keterlambatan berbicara.

Sikap orang tua yang cuek, diagnosa para profesional yang semu dengan mengatakan bahwa “anak ini sehat, hanya saja berbicaranya agak terlamabat” atau anggapan kakek-nenek yang mengatakan”anak laki-laki memang suka lebih lambat berbicaranya, dulu ayahnya juga terlambat ngomongnya”, tidak akan memambantu anak keluar dari permasalahannya.

Semakin peduli orang tua dan semakin cepat menemukan profesional yang mampu melakukan penangan dengan cepat dan tepat, maka semakin cepat anak akan berbicra dan mengejar tugas-tugas perkembangan anak seusianya. Diet makan juga menjadi kunci kesuksesan intervensi dini pada anak dengan gangguan perkembangan. Diet diperlukan agar menjaga tingkah laku anak, tidak berkembang kearah yang lebih buruk. Karena pada anak dengan gangguan perkembangan ada beberapa makanan yang justru meperburuk perilakunya.

E. Bantu “proses terapi” dengan terapi dirumah

Memberikan intervensi dini dengan menitipkan anak di tempat terapi atau sekolah untuk anak berkebutuhan khusus adalah langkah yang bagus. Namun tidak serta-merta orang tua merasa lepas kewajiban dan tanggung jawab. Karena orang tua tidak tahu apa yang sebenarnya diakukan terapisnya disekolah atau di tempat terapi. Diperlukan juga intrvensi dini dilakukan di rumah oleh orang tua. Atau kalau tidak mengundang jasa profesional kerumah agar proses intervensi yang dilakukan pelaksanaanya berjalan dengan tepat. Pelaksaanaan proses intervensi secara tepat sangat berguna agar hasilnya tidak mengecewakan sehingga tidak merugikan si anak karena waktunya terbuang percuma.

Intervensi dini yang baik dan selama ini bisa dipertanggung jawabkan adalah dengan menggunakan Metode Lovass. Metode ini Memiliki keunggulan dibandingkan metode lain karena sifatnya yang sangat tersetruktur, kurikulunya jelas dan keberhasilannya bisa dinilai secara objektif. Untuk mengoptimalkan hasil dan keberhasilan treatment menggunakan metode ini, harus disempurnakan dengan melakukan sentuhan emosi dan terapi Cranio Sacral. Pelaksanaan terapi dilakukan berdurasi 4-8 jam sehari dan akan menunjukan keberhasilanya dalam rentang waktu ± 1-2 tahun.


Ditulis oleh Sekolah Dolan pada 4 Juni 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar