Tanpa disadari, berbagai detil yang menyita perhatian tersebut dapat membuat orangtua menjadi abai terhadap keberadaan anak-anak lain. Padahal, meskipun memiliki kemampuan di atas saudaranya yang membutuhkan perlakuan ekstra, anak-anak ini juga memerlukan perhatian dan limpahan kasih sayang.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk mengatur jadwalnya secara terorganisir, dan menyisihkan waktu luang untuk bermain bersama anak-anak yang lain. Sediakan waktu berkualitas untuk masing-masing anak, paling tidak satu kali dalam seminggu.
Pastikan setiap anak mendapatkan apa yang mereka butuhkan, baik secara fisik maupun emosional, sehingga tidak ada yang merasa tersingkirkan. Tunjukkan bahwa mereka semua spesial agar tidak terjadi kecemburuan, meskipun orangtua lebih banyak melimpahkan perhatian kepada saudara mereka yang berkebutuhan khusus.
Selain itu, ajak anak-anak untuk belajar memahami kebutuhan saudara mereka. Jelaskan mengenai keterbatasan saudaranya dengan bahasa yang mudah dimengerti, dan terangkan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk membantu.
Bangun interaksi dengan mengajak anak-anak untuk ikut menjaga saudaranya, sesuai dengan usia dan kemampuan masing-masing. Misalnya, anak yang sudah cukup dewasa bisa mengajak saudaranya yang berkebutuhan khusus untuk berjalan-jalan di taman pada sore hari, atau melakukan aktivitas lainnya.
Jika tidak sanggup mengurus berbagai hal tersebut sekaligus, jangan sungkan untuk meminta bantuan dari pihak lain. Hal utama yang harus disadari orangtua dengan anak berkebutuhan khusus yakni, mereka tidak seorang diri menghadapi masalah ini.
Apabila memiliki anak lain yang masih bayi atau berusia di bawah lima tahun, sewa jasa seorang babysitter. Selain itu, dukungan moral dan tenaga dari orangtua, saudara, teman, atau bahkan tetangga, tentu juga sangat berharga.
Terakhir, orangtua yang mengasuh anak berkebutuhan khusus pasti mengalami stres pada level yang lebih tinggi. Oleh karena itu, redakan ketegangan dengan meluangkan waktu sejenak bagi diri sendiri. Setelah pikiran tenang, energi pun bisa dipusatkan kembali untuk merawat orang-orang yang disayangi.
Sumber: Yulia Permata Sari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar